Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyelisik Klinik Kesehatan UIN Antasari yang Belum Beroperasi


Dok. Instagram @uin_antasari



Sepuluh hari pasca di
gelarnya Soft Opening pada Senin (06/01) lalu, Klinik Kesehatan UIN Antasari masih belum memperlihatkan aktifitasnya. Bertempat di samping Guest House, klinik kesehatan ini sebelumnya telah digadang-gadang sejak kampus berstatus Institut. 

Terkendala persyaratan yang lebih tinggi oleh Dinas Kesehatan menjadi alasan terpaksa ditutupnya Klinik IAIN dan pengalihgunaan gedung. Gedung kemudian digunakan untuk sekretariat Project Implementation Unit (PIU) Islamic Development Bank (IDB). Seiring kemudian menjadi gedung Poliklinik Kesehatan/ Balai Pengobatan UIN Antasari.

Menurut Sukarni selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Perencananaan, menyebutkan klinik kesehatan tidak hanya bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada civitas Akademika UIN Antasari saja.

“Tujuan utamanya untuk mahasiswa, tenaga pendidikan dan dosen, walau kemungkinan kedepan akan membuka akses bagi masyarakat sekitar,” bebernya saat ditemui Tim Sukma di ruang kerja, Jumat (10/01).

Menjawab perihal gedung, Sukarni menyebut sudah memenuhi dan dekat dengan akses jalan raya. Namun demikian masih perlu membenahi fasilitas dan menyesuaikan persyaratan yang diminta dari Dinas Kesehatan. Mulai dari gedung yang mencakup Ruang Dokter, Ruang Periksa, Ruang Tindakan, Musala, Toilet hingga Ruang Menyusui. Sedangkan penggunaan gedung saat ini masih berbagi dengan PIU yang berada di lantai 2.

“Berdasarkan syarat gedung Klinik Kesehatan harus full satu bangunan, sehingga PIU nanti akan dipindahkan ke gedung yang lain,” ungkapnya lagi.
Dok. Redaksi Sukma/ Jo

Persyaratan lainnya berkenaan dengan kualifikasi Tim Medis dari Dinas Kesehatan sebagian telah terpenuhi. Diantaranya yaitu terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang perawat, 1 orang analis. Saat wawancara ini berlangsung, Sukarni mengaku untuk bidan dan apoteker belum tersedia meski kerjasama dengan apotek telah terjalin.

Selain berperan untuk layanan pengobatan warga kampus, Klinik Kesehatan juga diharapkan memiliki peran preventif (pencegahan). Penyuluhan kesehatan sebagai bentuk pencegahan nantinya secara berkala dilakukan.  

Sosialisasi mengenai klinik kesehatan ini belum dapat dilakukan kepada warga kampus karena menunggu izin operasional. Selain itu peresmian yang direncanakan terlaksana pada Desember, baru diadakan pada awal tahun bertepatan dengan hari libur semester juga menjadi alasan banyaknya mahasiswa yang tidak tahu perihal Klinik Kesehatan ini.  

Menanggapi adanya Klinik Kesehatan, Hilman, dari Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) turut meapresiasi. “KSR-PMI berharap bisa ikut berperan dalam pertolongan pertama di lapangan,” tutur Kepala Divisi Pendidikan dan Pengembangan Kader KSR-PMI.

Tanggapan lain juga diberikan oleh Suraijiah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika. “Kalau gratis lebih bagus, karena di sekitar UIN banyak aja Rumah Sakit terdekat,” pungkasnya.



Rep: Galuh
Editor: Jarwo

Posting Komentar untuk "Menyelisik Klinik Kesehatan UIN Antasari yang Belum Beroperasi"