Realisasi Program Pertukaran Pelajar, Wakil Rektor III : Akan Dibuka Sekitar Bulan Juni-Agustus

 

Sebelum adanya pandemi Covid-19, Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin berperan aktif mengirim mahasiswanya ke luar negeri dalam rangka "Program Pertukaran Pelajar", hingga kini pandemi Covid-19 mulai mereda program tersebut mulai dipertanyakan kembali pelaksanaannya. 

Bentuk realisasi program pertukaran pelajar yang pernah dilakukan sebelumnya, salah satunya yaitu mengirim mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ke Universitas Science Malaysia di Selangor.

Ada beberapa kendala program pertukaran pelajar hingga kini belum direalisasikan kembali, salah satu penyebab utamanya yaitu Covid-19.

Seperti halnya yang dijelaskan oleh Irfan Noor, Selaku Warek III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama terkait alasan pembatalan program pertukaran pelajar yang sempat akan mengirim mahasiswa ke Mekkah. 

“Karena Covid-19 akhirnya terjadi pembatalan. Lalu diadakan rapat kembali bulan Januari dengan Universitas Madinah, meminta ketegasan atas dasar pengiriman mahasiswa ke sana. Pihak UIN Antasari Banjarmasin sudah siap, namun terkendalanya izin visa dari pemerintah. Serta pihak sana menunggu realisasi itu dan anggaran yang sedang dipersiapkan untuk ke sana,”jelasnya. 

Irfan juga memaparkan bahwa dua bulan lalu ada pengadaan rapat bersama Rektor dengan tiga universitas dari kebangsaan Malaysia dan satu dari Thailand. 

"Rencana di bulan Juni ini mereka akan mengadakan kegiatan Muhibbah di Banjarmasin apabila mendapat perizinan,"terangnya.

Kemudian, Irfan  memberitahukan bahwa program pertukaran pelajar diperkirakan akan dibuka pada bulan Juni-Agustus.

“Kemungkinan pembukaan pertukaran pelajar ini akan dibuka sekitar bulan Juni-Agustus. Para mitra dari masing-masing negara menanti peraturan baru, mereka sebenarnya ingin berkunjung ke sini tapi untuk perizinannya masih belum jelas,"ungkapnya.

Ia juga menambahkan, terkait program pertukaran pelajar ini, untuk sistemnya sedang dikoordinasikan mengenai kurikulum yang sesuai antar universitas yang dituju. 

"Jadi, selama mahasiswa itu sudah membayar UKT di universitas masing-masing, kuliah disana gratis. Yang dibebankan di sini hanya transportasi, sisanya dibantu dengan pembayaran oleh kampus,"pungkasnya.

Reporter  : Binar & Andrepati

Editor      : Marsupilami