DANA PBAK MASIH DIPERTANYAKAN
BSUKMA- PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan
Kemahasiswaan) tingkat universitas maupun fakultas UIN Antasari dilaksanakan
pada 17-31 Agustus lalu yang terbagi menjadi 3 part untuk tingkat universitas
selama 6 hari.
PBAK tingkat universitas atau PBAK Garuda mendapat anggaran
Rp204.000.000,-. Miftah Al Farhan, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas (DEMA-U)
menyebutkan angka sementara yang turun dari rektorat berjumlah Rp10.000.000.
"Kata panitia dana untuk PBAK Garuda keseluruhannya Rp204.000.000. Namun
kami belum mengetahui dana sebesar ini diperuntukan apa saja," Ujarnya,
melalui pesan berbalas, Selasa (4/09).
Saat dikonfirmasi ke pihak panitia PBAK Garuda, Teguh Imam
Perdana selaku Ketua SC enggan bicara soal jumlah yang diterima PBAK-U. Ia
mengatakan persoalan dana PBAK sudah clear. "Mungkin tidak perlu
kami sebutkan karena tidak etis menyebutkan kisaran dana, apalagi di media
pers," Jelasnya, saat ditemui Tim Berantas, Senin (3/09).
Imam mengaku bahwa dari universitas sudah mencoba membagi
semaksimal mungkin ke fakultas. "Dana ini bukan hanya mencakup universitas
tapi juga membantu dana di fakultas. Namun hanya beberapa yang meng-cover dari
keperluan di fakultas," Ujarnya.
Selain dana dari kampus, DEMA-U juga menjalin kerja sama
sponsor dengan pihak luar. “Mereka membantu pengadaan air minum, tenda, dan
spanduk untuk kegiatan," Kata Imam.
Berdasarkan keterangan mahasiswa baru yang enggan
disebutkan namanya, PBAK-U juga memungut biaya dari mereka, “Kami bayar 20.000
untuk konsumsi selama dua hari. Dan, bagi mahasiswa yang mau membeli gantungan
kunci/pin, PBAK-U juga menjualnya seharga 5000 per gantungan kunci/pin,”
Rincinya pada Tim Berantas.
Berbeda dengan DEMA-U, kelima fakultas mengalami kendala
soal pendanaan. Seperti yang disampaikan oleh Riski Maulana selaku Ketua DEMA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan saat ditanya mengenai pendanaan kegiatannya,
“Permasalahan transparansi dana kegiatan dari pihak yang bersangkutan. Kita
dari seluruh fakultas itu tidak ada kejelasan yang pasti terkait pendanaan
kegiatan PBAK ini," Ungkapnya, Rabu (29/8).
Senada dengan itu, Rian Nor Rizki, Ketua DEMA Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. “Kami tidak dapat dana langsung seperti PBAK-U, ada dana
khusus untuk PBAK-U. Di fakultas kami hanya menggunakan dana DIPA DEMA selama
satu tahun dan itupun terbatas.” Ucap mahasiswa angkatan 2015 ini, Rabu(29/8).
Pun yang diutarakan Muhammad Hafiz Anwari, Ketua DEMA
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, “Awalnya cukup merepotkan, sumber pendanaan
kami hanya dari Dana DIPA DEMA FUH dan ada bantuan walaupun cuma sedikit dari
pihak rektorat,” Akunya.
"Untuk mengatasi soal pendanaan PBAK ini ya lewat
sponsor dan inisiatif dari panitia dalam mencari pemasukan lebih untuk PBAK
fakultas tahun ini," Imbuhnya.
Lain halnya dengan Nawaz Syarif, Ketua DEMA Fakultas
Syariah saat ditemui pada persiapan PBAK Fakultas Syariah, Rabu (29/8) di
Gedung Olahraga dan Seni (GOS), mengaku hanya mengandalkan iuran sukarela
panitia untuk menutupi kekurangan dana. “Alhamdulillah kami tidak ada sponsor
sama sekali seperti yang di lain, kami murni dana khusus dari fakultas
sendiri," Ucapnya.
Senada dengan Nawaz, Ketua DEMA Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, M Khairunnajmi juga mengaku tidak bekerjasama dengan sponsor manapun
meski sisa uang khas DEMA FEBI yang berkisar angka Rp200.000,- dan dana
talangan dari iuran sukarela panitia sebelum keluarnya LPJ untuk pencairan dana
DIPA. “Sejak awal kami sudah berkomitmen untuk kegiatan ospek tidak perlu pakai
sponsor," Jelasnya, Kamis (30/8).
“Kalau dilihat sebenarnya ospek ini kegiatan kampus yang
memang itu wajib. Yang menjadi pertanyaan, kenapa harus menggunakan dana DIPA
yang digunakan untuk kami berkegiatan lainnya. Itu yang menjadi
permasalahan," Tambahnya.
Berbeda dengan Wakil Rektor III periode sebelumnya, Nida
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama masa jabatan, memperbolehkan
adanya sponsor karena hubungan mutualisme. “Sebenarnya dana sudah cukup,
sponsor itu keinginan mahasiswa. Lagipula sponsornya tidak mengikat," Ujarnya
saat ditemui di ruangannya, Jumat (7/9).
Ia juga menanggapi beberapa fakultas yang telah mengajukan
sponsor spanduk, “Itu keinginan dia saja, dengan Wakil Dekan III ya terserah,
toh kami tidak bisa mencampuri. Apabila sudah ada sponsor berarti anggarannya
tersebut diperuntukan ke yang lain seperti nasi mungkin,” Terangnya.
Saat ditanya soal pembagian dana PBAK-U dan PBAK-F, Nida
mengaku kurang mengetahui. Dan mengarahkan tim Berantas untuk menanyakannya
langsung pada Kepala Biro AAKK, Mukhlis sebagai salah satu panitia PBAK dari
kampus.
Namun, sampai saat ini, Jumat (15/9) yang bersangkutan masih belum bisa ditemui.
Tim berantas 4 kali ingin menemui di ruangannya Rektorat lantai dasar, akan
tetapi Mukhlis selalu tidak bisa dijumpai karena menurut keterangan dari
ajudannya, Mukhis sedang rapat atau pernah sedang berkegiatan di luar kampus.
Tak berhenti di situ, tim berantas juga mencoba menghubungi melalui pesan
singkat. Tetapi, tidak ada tanggapan hingga berita ini diterbitkan.
KETERANGAN:
*Jumlah keseluruhan Mahasiswa Baru: 3156 orang
*Universitas : 2971 orang (kisaran dana RP 204.000.000,- dari rektorat + sponsor)
*Fakultas Tarbiyah dan Keguruan : 1209 orang (kisaran dana Rp 3.000.000,- dari Dekan dan Rp 240.000,- dari rektorat untuk konsumsi panitia + sponsor)
*Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam : 627 orang (kisaran dana Rp 200.000,- uang khas DEMA FEBI + Rp 1.280.000,- dari rektorat untuk konsumsi roti peserta)
*Fakultas Syariah dan Hukum Islam : 453 orang (kisara dana Rp 1.000.000,- dari rektorat untuk konsumsi dan dana DIPA yang diaggarkan DEMA)
*Fakultas Ushuludin dan Humaniora : 353 orang (dana DIPA DEMA FUH + sedikit bantuan dari rektorat + sponsor)
*Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi : 329 orang (kisaran dana Rp 784.000,- dari rektorat dan Rp 3.500.000,- dari fakultas + sponsor)
*Tidak mengikuti PBAK/Batal Kuliah : 185 orang
(Catatan: semua fakultas dan universitas memungut biaya konsumsi dari peserta untuk peserta)
Rep: Tim Berantas
Editor: Ades
Posting Komentar untuk "DANA PBAK MASIH DIPERTANYAKAN"
Berkomentarlah dengan bijak