Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhamd Syaikhu Bicara Soal Mars dan Himne UIN Antasari

Mars dan Himne UIN Antasari Banjarmasin telah dinyanyikan di depan publik untuk pertama kalinya pada Rabu malam (09/08) di Hotel Aria Barito.
 
google.com
Akhmad Syaikhu selaku Kepala Humas UIN Antasari ini menegaskan bahwa proses mars dan himne ini sangat panjang. "Sebagaimana yang kita tahu bahwa himne yang memiliki ciri khas yaitu membawa kita kepada suasana kontemplatif, sehingga kita dapat menyanyi dengan perasaan, membawa wujud syukur, dan menumbuhkan kesadaran religius. Lain halnya dengan Mars yang memabawa kita dalam suasana yang semangat. Sehingga prosesnya sendiri sangat panjang mulai sayembara hingga pembuatannya." tuturnya kepada tim Sukma saat ditemui langsung di ruang kerjanya, Rabu (09/08).

Seleksi sayembara ini dinilai dari kesesuaian lirik dengan visi misi UIN Antasari, setelah terpilih tiga lagu Mars dan Himne UIN Antasari oleh juri maka dilakukan sidang senat untuk menentukan pemenangnya. Alan Wijanarko sebagai pemenang lagu himne yang dinyanyikannya sendiri sedangkan Bakti Setiaji sebagai pemenang lagu Mars yang dinyanyikan oleh istrinya. Tak tanggung-tanggung mendapat hadiah sebesar Rp 15.000.000,- masing-masing pemenang utama, dan Rp 5000.000,- bagi pemenang kedua dan ketiga.

Sebagai pemenang utama bukan berarti tidak ada kekurangan, seperti halnya lagu himne yang diciptakan oleh Alan yang menuai sedikit kritik pada lirik "Mulialah karya Tuhan Maha Tinggi" , menurut Royke Bobby Koapaha selaku salah satu juri dalam penilaian tersebut terjadi ketidaksinkronan antara bahasa verbal dan non-verbalnya yaitu lirik dengan nada yang dibawakan, saat penyebutan dalam lirik "Tinggi" tetapi nadanya rendah. Sehingga, atas usulan Akhmad Syaikhu kata "Tinggi" diubah menjadi kata "Kuasa"

Pembuatannya sendiri hingga mencapai 43 jenis suara musik seperti klarinet, harpa, biola, dan sebagainya. Dari berbagai suara musik tersebut kemudian melalui proses editing hingga memakan waktu sekitar dua bulan untuk menjadi sebuah instrumen. Sedang sebelumnya proses rekamannya memakan waktu 2×24 jam.

"Semua proses rekaman ini dilakukan di Yogyakarta yang mana lagu Himne dan Mars UIN Antasari ini sedang dalam proses pemindahan hak cipta." tambahnya.

Proses tidak cukup sampai pada pembuatannya, namun masih ada proses seleksi bagi personil vokal grup untuk mars dan himne ini yang nantinya dijadikan contoh dalam membawakan lagu tersebut dengan benar dan semestinya. Seperti halnya proses seleksi mars dan himne, seleksi vokal grup ini juga dinilai oleh tiga musisi dan komposer yang salah satunya yaitu Royke Bobby Koapaha yang merupakan komposer dan musisi yang pernah memenangkan Festival Gitar se-Indonesia dan Asia Tenggara di Singapura tahun 1981.
"Tetapi tidak sertamerta pula harus persis, karena dalam hal ini kita juga ingin menampilkan karakter dari kita sendiri yang akan dinyanyikan oleh Antasari Voice." tutupnya.

Rep: Bunga & Jarwo
Editor: si Mbah

Posting Komentar untuk "Akhamd Syaikhu Bicara Soal Mars dan Himne UIN Antasari"