Pemimpin vs Pemimpin Realitas Pemimpin dalam Program PKMD
Penulis: Moh Husni
Dalam pewayangan Sindhunata pernah berkata, rakyat adalah digdaya tanpa aji. Maksudnya rakyat memiliki kekuatan namun tanpa harga diri dan nilai. Karena itu pemimpin adalah seseorang yang mampu meredam dan membalut kedigdayaan mereka dalam tata karma yang suci. Sebab ketika seorang pemimpin tidak mampu untuk membalut kedigdayaan itu, maka rakyat akan tiwikrama atau menjadi raksasa buas yang menghancurkan.
Pemimpin memang tidak lepas dari
peran keberadaan organisasi, karena seorang pemimpin inilah yang memegang
kemudi dalam sebuah organisasi. Dalam ajaran agama buddha, pemimpin adalah
kontrak sosial dengan rakyat dan bertugas mengembangkan tatanan masyarakat yang
lebih baik, yakni tidak hanya untuk mencapai kesejahteraan dunia, namun juga
mengarahkan kepada kedekatan cita-cita kehidupan manusia menjadi lebih baik dan
menjauhi sifat-sifat buruk.
Penjelasan diatas menggambarkan bahwa dimana-mana
kita membutuhkan pemimpin baik itu dalam keluarga, kelas, maupun organisasi. Artinya
dimana pun kita berada selalu membutuhkan yang namanya pemimpin.
Lalu
muncul pertanyaan bagaimana cara melahirkan pemimpin? Dalam berbagai buku banyak
menjelaskan metode-metode agar melahirkan pemimpin. Dengan itupun kampus kita
IAIN Antasari Banjarmasin mengadopsi salah satu metode menjadi pemimpin dengan
cara Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar atau dikenal dengan PKMD
atau PKMTD.
Pelatihan kepemimpinan secara menyeluruh
pasti mempunyai persentase dalam kehidupan kemahasiswaan, sebab disana disuguhkan
materi-materi yang mengajarkan seperti apa cara menjadi pemimpin, sistem
administrasi, manajemen konflik dan sebagainya.
Pelatihan tersebut menuai sudut pandang yang
berbeda-beda dari kalangan civitas akademika. Apakah pelatihan kepemimpinan
tersebut berhasil menghasilkan pemimpin atau malah sebaliknya ? Karena secara
teori memang tidak ada penelitian apakah program kerja yang dilakukan oleh
pihak Dewan Mahasiswa fakultas berhasil atau tidak. Dan coba kita ingat Pemilwa
(Pemilu Mahasiswa) kemarin banyak calon tunggal baik itu Dewan Mahasiswa atau
Himpunan Mahasiwa Jurusan, lantas dimana peran PKMD tersebut ?
Kalau kita menelisik lebih jauh terkait
program PKMD tersebut memang tidak ada bukti yang menunjukkan setelah mengikuti
pelatihan tersebut kita siap menjadi pemimpin, wong dalam sertifikat
tersebut hanya dihargai sebagai peserta PKMD, bukan sertifikat siap menjadi
pemimpin. Artinya menjadi pemimpin itu bukan hanya dilihat dari satu sudut
saja.
Dari pengamatan penulis ada beberapa komentar
tentang Program tersebut, mereka ada yang setuju dengan alasan membentuk
regenerasi yang baik bagi organisasi, menjadikan pemimpin yang berakhlak, dan
melatih kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu ada juga yang
berkomentar tidak setuju dengan alasan; kita tidak akan mampu menjadikan
seseorang sebagai pemimpin dalam waktu 4 sampai 5 hari saja. Orang yang ikut
PKMD dengan orang yang baca Buku tentang kepemimpinan, jangan-jangan hasilnya
akan lebih efektif orang yang baca buku tersebut.
Sekali lagi PKMD ini hanya sebuah
ikhtiar (metode) yang dilakukan oleh pihak Dewan Mahasiswa untuk melatih orang
menjadi pemimpin bukan metode mutlak yang mampu melahirkan pemimpin yang
berkualitas. Sebaiknya coba kita kaji kembali dari berbagai aspek tentang
program tersebut apakah program tersebut sudah ideal atau hanya ini menjadi
program rutin tahunan saja. Diharpkan tidak lagi menuai persepsi-persepsi
negatif yang malah menjadi perdebatan.
George Orwell (penulis) pernah berkata
“Para pemimpin yang menawarkan darah, kerja keras, keringat, dan air mata
selalu mendapatkan lebih banyak dukungan dan pengikut daripada mereka yang
menawarkan keamanan dan waktu yang baik, ketika datang kesakitan”.
Moh Husni |
Posting Komentar untuk "Pemimpin vs Pemimpin Realitas Pemimpin dalam Program PKMD"
Berkomentarlah dengan bijak