Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Oh... Ulama'ku Engkau Terlalu jauh






Oleh: Muhammad Ali Furqan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Antsari Banjarmasin

Islam agama rahmatan lilalamin, ditujukan bagi semua umat manusia, agama yang diturunkan oleh allah lewat nabi muahammad SAW ini membawa spirit kedamaian’an dan persamaan hak bagi seluruh umaat manusia,

Sepeninggal wafatnya nabi Muhammad SAW, Islam berkembang keseluruh penjuru dunia dan bahkan sampai ke tanah air kita Indonesia, pada awalmulanya Islam di Indonesia disebarluaskan oleh para pedagang Arab di teluk malaka Sumatra Utara, kemudian dilanjutkan oleh para Ulama Tanah Air, para Ulama Tanah Air ini akrab disapa dengan sebutan Sunan, ada Sunan Ampel, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga dan Sunan-sunan lainnya yang juga berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Tanah Air yang mayoritas beragama Hindu-Budaha pada masa itu.

Sekarang sudah 89 persen lebih masyarakat indonesia telah memeluk islam, hal ini dikarenakan  jasa-jasa para Ulama terdahulu dalam menyebarkan Islam.

Seperti semeblumnya, dakwah nabi Muhammad SAW dalam menyebarluaskan agama rahmatan lilalamin in yang di warisi oleh ulama terdahulu sepeminggal wafatnya beliau, maka ulama sekarangpun wajib mengemban tongkat kepemimpinan dakwah islam selanjutnya, terutama tongkat estafet dakwah yang diserahkan ulama terdahulu pada awal masa penyebaran islam di Tanah Air.

Apabila Ulama terdahulu meyebarluaskan agama Islam di Indonesia pada kalangan masyarakat yang beragama Hindu-Budha dan tidak pernah menengenal islam, maka Ulama sekarang berkewajiban menjaga keimanan serta keislaman orang-orang Islam di Indoensia karena, mayoritas mereka sudah menganut agama Islam,dan juga terus berdakwah untuk menyebrakan agama islam kepada orang-orang yang belum mengenalnya.

Untuk mengemban kewajiban itu maka para ulama harus bersosialisasi kepada seluruh lapisan maysarakat,agar mendapatkan kesan dekat dengan masayarakat,karena kesan dekat akan menumbulkan efek kekeluargaan, rasa kekeluargaan mempermudah proses dakwah dalam penyampaian keislaman dan keimanan, jadi hendaknya para ulama lebih dekat lagi ke berbagai lapisan masyarakat.

Tapi kenyataannya tak semua ummat Islam merasa dekat dengan para Ulama, masih banyak laisan masayarakat yang minim petuah bijak dari para Ulama, yang berarti mereaka tidak tersentuh olah kegiatan dakwah keislaman yang di laksanakan olah para Ulama, padahal mungkin meraka yang sangat membutuhkan uluran tanagn dari para pemuka agama agar dapat terselamatkan dari kesesatan dunia, sebagai contoh banyak orang yang beragama Islam tetapi tersesat di jalan maksiat karena keadaan, seprti banyaknya anak yang dipaksa mengemis dan mengamen untuk mencari uang, mereka bahkan tidak bersekolah dan mendapat pendidikan agama yang layak, hal ini yang menyebapkan tumbuhnya msyarakat yang termarjinalkan dan dan tak tersentuh oleh hukum agama.

Kerasnya hidup dan kurangnya pendidikan agama lantas membuat pola kehidupan mereka jauah dari hukum dan dasar-dasar agama, inilah yang menumbulkan sampah masayarakat, seperti para penjudi, pencopet, pencuri, perampok, pemabuk, pelacur dan lain sebagainya.



Dan dimanakah peran ulama sekarang ?, dari beberapa ceramah yang saya dengar, kebanyakan Ulama mengutuk tindak orang yang melakukan  kejahatan, kekerasan, mabuk-mabukan dan berzina, dan menyuruh jemaahnya untuk menjauhi hal-hal seprti itu, mungkin ini lah yang menyebapkan para ulama hanya berceremah di masjid ke masjid, dengan jamaah yang relejius,  apakah hanya masyarakat para alumni pesantren atau masyarakat yang mapan saja yang berhak menerima petuah-petuah dari para ulama kita,pernahkah kiranya mereka berpikir untuk mengadakan berdakwah di emperan toko pada malam hari, dengan jamaah yang terdiri dari para anak jalanan, pengamen, pengemis, pemabuk dan dari kalangan masyarakat ermarjinalkan, tentu saja hal ini sangat sulit, tidak sperti berdakwah dimasjid, untuk mendakwahi kaum maysarakat yang terlupakan ini, jangan harap setelah pulang anda akan dikasih amplop berisi uang,  dicium tangannyaolah jamaah, dihormati olah para jamaah, justru yang didapatkan adalah pertanyaan,” pak ustadz, apakah tuhan itu adil, kami mencuri sedikit, kalau ketahuan ditangkap polisi dan di penjara, belum lagi jika ketahian warga,habus kami pak di pukuli sampe babak belur, padahal kami miskin pak,kami nyuri dari orang kaya yang berlebih uangnya, Cuma untuk makan pak. Kalau gak nyuri gimana ke isi ini perut ?, sedangkan para pejabat koruptor sana, mereka sudah kaya, tati tetap aja menyuri dari yang miskin,kan kebanyakan rakyat indonesia miskin pak, tati tetap aja hukumannya ringan banget, apa allah maha adil pak ustadz.

Mukin jika di masjid ustadz hanya menerima pertanyaan, apa amalan yang paling baik dilakukan dibulan ramadhan, disini lah kiat rindu sosok nabi muahammad SAW dalam berdakwah, ketika beliau hijrah ke madinah dan menetap disana beliau banyak mempeunyai pengikiut, ajaran beliau jauh lebih diterima di madinah dibandingkan dengan meka, tapi apakan beliau hanya memperdulikan orang-orang yang sudah beriman saja, tentu tidak, beliau menaklukan mekah dan membuat para oarng yang dahulunya menyembah berhala, menjadi beriman, kota mekah yang dulunya penuh dengan berhala,anak perempuan dikubur hidup-hidup, khamar (mabuk) dan lainya, telah berubah menjadi pusat penyebaran agama isalam, kenapa ?, karena beliau tidak hanya berdakwah dihadapan orang yang telah beriman, ketiaka beliau menyampaikan kebenaran dihadapan oarang-orang kafir, tidak jarang beliau mendapat cercaan dan makian, bahakan lemparan batu dan kotoran binatang juga pernah beliau alami. beliau berdakwah bukan hanya untuk orang yang sudah beriman, tetapi juga kepada orang yang belum mengenal allah,beliau berdakwah tidak berharap diberi amplop atau disalami bolak-balik oleh oarng yang didakwahi,tetapi beliau ikhlas berdakwah demi menyampaikan kebenaran,. Tak habis-habisnya tauladan yang dapat dipetik dari kehidupan nabi muahammad SAW.

Begitulah keresahan saya melihat,pengajian-pengajian hanya dihadiri orang-orang ber peci dan sarung, dan ulama-ulama nanya menyampaikan amalan-amalan utama atau hukum fikih, mukin saya berharap kaum muslimin mengajak mereka yang belum mengenal allah ke jalan yang lurus, mungkin apabila ini terjadi, maka kita tak akan lagi melihat anak,anak jalanan mengamen atau meminta-minta, karna mungkin mereka sudah ada di pesantren belajar membaca Al-Qur’an, tak lagi ada maling karena mereka sudah mengetahui manfaat dari mencari rezki yang halal, tidak ada lagi pemabuk, karena mereka tau minum kahamar sama dengan memasukan apai neraka kedalam perut. Semoga kelak ummat muslimin dapat merangkul saudar-saudara kita.

Posting Komentar untuk "Oh... Ulama'ku Engkau Terlalu jauh"