Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Glorifikasi Keilmuan, UIN Antasari Gelar Sidang Senat Terbuka




Digelarnya Sidang Senat Terbuka dalam rangka pengukuhan tiga guru besar UIN Antasari Banjarmasin, telah dilaksanakan hybrid, secara online melalui Channel Youtube "UIN Antasari Banjarmasin" dan secara offline di Auditorium Mastur Jahri, Rabu (18/05) pagi. 

Sejumlah rangkaian acara dilaksanakan mulai dari kalam ilahi, pembukaan sidang senat terbuka, pembacaan surat keputusan menteri pengukuhan guru besar, orasi ilmiah guru besar, pengukuhan guru besar oleh rektor, sambutan rektor, pembacaan doa dan terakhir penutup. 

Adapun 3 guru besar yang dikukuhkan diantaranya: Prof. Dr. H. Zulfa Jamalie, M.Pd bidang Ilmu Sejarah Dakwah dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Prof. Dr. Ani Cahyadi, M.Pd bidang Ilmu Teknologi Pendidikan dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Prof. Dr. H. Fathurrahan Azhari, M.H.I. bidang Ilmu Sosiologi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Pasalnya, gelar profesor yang ada di UIN Antasari berjumlah 14 kini bertambah 3 menjadi 17. Untuk dapat menjadi guru besar, tentunya tak lepas dengan namanya proses, seperti yang dijelaskan oleh Mujiburrahman selaku Rektor UIN Antasari Banjarmasin.

"Ini ada 17 profesor dan tentu kalau menjadi guru besar ada prosesnya juga. Jadi dia harus mengajar sekian tahun kemudian karya ilmiahnya, pengabdian masyarakatnya, tapi poin saya yang penting begini, kontribusinya,"tuturnya.

Menurutnya, guru besar harus memiliki kontribusi besar terhadap dunia pendidikan dan masyarakat umum, serta harus bisa menjadi referensi publik yang solutif bagi khalayak. 

"Jadi kontribusinya bagi ilmu pengetahuan, mendidik para mahasiswa, dan yang juga tidak kalah penting adalah bagi masyarakat diluar, jadi harusnya seorang guru besar menjadi referensi publik untuk masalah-masalah publik sesuai dengan keahliannya,"tambahnya. 

Senada dengan hal itu, Ani Cahyadi salah satu guru besar yang dikukuhkan dalam orasi ilmiahnya mengaku bahwa, semula menganggap dirinya mustahil menyandang gelar guru besar dan ini merupakan mukjizat dari Tuhan atas kerja kerasnya.

"Karena bantuan Allah Swt. yang semula dianggap mustahil, akhirnya bisa tercapai melalui doa-doa dan ulun yakin itu memang mukjizat dari Allah Swt. Kenapa? Karena ulun dari lektor 200 mencapai profesor banyak sekali angka kredit yang harus dikumpulkan. Rasanya mustahil, tetapi berkat kerja keras yang luar biasa yang setiap malam begadang, alhamdulillah bisa mencapai dalam waktu yang begitu cepat sehingga bisa lompat jabatan sampai 5 kali dan alhamdulillah bisa mencapai gelar guru besar,"ungkapnya. 

Sementara itu, Abdul Hafiz Anshary, selaku Ketua Senat yang membuka dan menutup jalannya sidang pengukuhan guru besar berharap, dengan diselenggarakannya sidang ini dapat meningkatkan kualitas keilmuan di lingkungan UIN Antasari.

"Kita berharap supaya kehadiran tiga guru besar yang baru ini dapat meningkatkan kualitas keilmuan di lingkungan UIN Antasari sekaligus memicu terhadap kawan-kawan, dosen-dosen, para doktor yang lain untuk juga segera melakukan upaya-upaya maksimal agar memperoleh gelar profesor tersebut. Karena semakin banyak guru besar yang kita miliki insyaalllah semakin tinggi kualitas perguruan tinggi kita dan ini tidak hanya untuk kepentingan UIN Antasari tapi juga kepentingan agama dan kepentingan Indonesia secara keseluruhan,"tutupnya.


Reporter : Kafan, Nyiur, & Clarus

Editor      : Marsupilami

Posting Komentar untuk " Glorifikasi Keilmuan, UIN Antasari Gelar Sidang Senat Terbuka "