Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Darurat Perawatan Toilet, Kabag Umum: Akan Segera Kami Perbaiki

 



Toilet adalah salah satu sarana yang harus ada dalam proses belajar-mengajar di kampus. Karena keberadaanya akan berdampak pula pada kenyamanan mahasiswa. Namun, apa jadinya jika perawatan toilet tidak menjadi prioritas utama. Seperti halnya wastafel rusak, air mati, sampah berserakan, saluran air tersumbat, aroma tak sedap, plaflon jebol, hingga tanda pemisah antara toilet laki-laki dan perempuan yang tidak ada.

Toilet-toilet yang tidak terawat tersebut banyak dijumpai pada beberapa gedung, seperti Gedung A dan B (Red. Gedung Kembar), Pusat Sumber Belajar (PSB), Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH) serta di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK).

Menanggapi fenomena toilet tersebut, Nuzulul khair, selaku Kepala Bagian Administrasi dan Umum (Kabag Umum) memberi keterangan bahwa perencanaan untuk perbaikan fasilitas umum di gedung-gedung kampus sudah dianggarkan dan untuk merealisasikannya itu bertahap karena pengajuan dana tidak bisa langsung semua, dan itu harus mengajukan ke pusat (Jakarta). 

“Sebenarnya perbaikan untuk kampus itu banyak yang ingin diperbaiki, cuma karena terkendala dana, maka prosesnya akan di lakukan secara bertahap, maka kami mendahulukan yang mana terlebih dahulu di butuhkan dan diprioritaskan untuk perbaikan dan renovasi fasilitas yang ada di kampus dan di fakultas-fakultas," terangnya saat ditemui di Gedung Rektorat.

Dengan keadaan toilet yang kurang nyaman, terlebih lagi ada banyak dari mahasiswa yang enggan jika bergantian masuk dengan lawan jenis, Nuzulul Khair mengusahakan akan adanya perbaikan dalam waktu dekat.

“Untuk pemisah tanda di toilet-toilet itu akan diusahakan secepatnya, mungkin setelah hari raya ini, namun jika untuk renovasi khususnya di FUH itu sudah dianggarkan pada tahun ini dan tinggal menunggu pelaksanaannya saja,” lanjutnya.

Kemudian, Ia menjelaskan bahwa tanda pemisah antara toilet laki-laki dan perempuan sebenarnya ada, akan tetapi sudah hilang. 

“Toilet-toilet itu padahal sudah tersedia masing-masing gender, tetapi tanda pemisah itu yang sudah tidak ada atau hilang," ucap Kabag Umum tersebut.

Haris salah satu mahasiswa FDIK, menyampaikan beberapa keluhannya mengenai kebersihan dan keran toilet yang kerap kali mati saat akan digunakan.

"Toilet di FDIK menurutku kurang kebersihannya, apalagi toilet yang di dekat Gedung FEBI itu sering banget kerannya mati, paling kesal kalo sudah selesai ternyata baru sadar kerannya gak berfungsi. Kemudian untuk toilet yang di lantai atas FDIK, tombol closed dan wastafelnya juga gak berfungsi," keluhnya.

Selain itu, Siti Jubaidah, Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH) turut bersuara mengenai toilet yang tidak memiliki tanda pemisah. Ia mengaku merasa kurang nyaman akan hal itu, karena berpotensi akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 

“Hal tersebut tentu sangat tidak baik, terlebih untuk kampus kita yang berstatus 'UIN' yang mana orang-orang bakal mengenal kata 'UIN' identik dengan keagamaan Islam,” ungkapnya.

Berbeda dengan Siti, Wahid yang juga salah satu Mahasiswa FDIK tidak terlalu mempermasalahkan soal tanda pemisah toilet tersebut.

“Menurut aku pribadi gapapa sih, toh gak mungkin masuk barengan juga. Yang penting disiram," pungkasnya.


Reporter : Enji & Canopus

Editor      : Marsupilami

Posting Komentar untuk "Darurat Perawatan Toilet, Kabag Umum: Akan Segera Kami Perbaiki"