Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bersamai Anak Berkebutuhan Khusus, PIAUD Gelar Seminar Pendidikan

Program Studi (Prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) menggelar Seminar Pendidikan dalam rangka memperingati hari peduli autis sedunia, dengan mengusung tema “Mengenali dan Membersamai Anak Berkebutuhan Khusus dalam Konsep Pendidikan Inklusi”. Digelar secara hybrid, dengan sesi online melalui aplikasi Zoom Meeting dan secara offline di Aula Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Selasa (29/03) pagi. 


Seminar tersebut menghadirkan narasumber, seperti Husnul Khotimah (Direktur Bina Autis Indonesia dan Pendiri RA Inklusi Ulumul Qur’an Al-Madani Banjarbaru) dan Barkatullah Amin, M.A (Founder Banjarbilitas). 


Ketua Prodi PIAUD, Irfan Islam, mengatakan pentingnya pelaku pendidikan untuk memikirkan keberagaman yang ada.

“Banyak pelaku pendidikan yang belum memikirkan sepenuhnya bagaimana seharusnya kita hidup bersama dengan stereotip yang berbeda dengan kita, ini adalah stereotip negatif yang ingin kami hapuskan," tegasnya. 


Irfan juga menjelaskan, sebenarnya acara Seminar Pendidikan ini harusnya diadakan di bulan April, karena pada tanggal 2 April disepakati untuk memperingati hari autis sedunia. Pada tanggal 7 April pun memperingati hari milad Prodi PIAUD, tetapi kegiatan ini jadi dimajukan ke akhir Maret dikarenakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.


Adapun Husnul Khotimah, selaku pembicara pada Seminar Pendidikan ini, membawakan materi kenali, bantu, dan bersamai anak spesial. 

“Tema ini saya dapatkan dari guru, teman, sahabat saya, dan praktisi yg menginspirasi saya yaitu bapak Tribunadi. Pada 2012, saya berdiskusi untuk membicarakan perihal untuk autis di Kalsel, maka terpintas ide untuk membuat tema “Kenali, bantu, dan atasi anak spesial di PAUD”, tetapi karena atasi adalah sesuatu yang berat, maka saya mengejas sedikit menjadi ‘bersamai’. Kalau mengatasi biar Allah saja yang mengatasi dengan kita ada di dalamnya nanti," ujarnya ketika seminar berlangsung.


Barkatullah Amin, juga selaku pembicara di Seminar Pendidikan sekaligus founder Banjarbilitas, mengajari para audiens bahasa isyarat terlebih dahulu, sebelum ia memulai pemaparan materi yang akan disampaikan. 


Permasalah pertama yang Barkatullah angkat dalam materinya ialah, ia mempertanyakan kenapa kebanyakan masjid-masjid di Kalimantan Selatan sangat minim fasilitas untuk para disabilitas, sehingga membuat orang-orang disabilitas kesulitan untuk mengakses kemudahan dalam beribadah di masjid. 

“Padahal kebanyakan yang mengisi masjid itu adalah orang-orang tua, tetapi kenapa tidak ada fasilitas yang memadai untuk para orangtua yang sudah larat,” ucap Barkatullah mempertanyakan  hal itu kepada para audiens.


Selain itu, permasalahan yang dibawakan oleh Barkatullah ialah, konsep pendidikan sekarang yang mengharuskan para murid bisa menguasai semua ilmu yang diberikan, padahal setiap manusia memiliki kebisaan/kemampuan di bidangnya masing-masing. Ia mendeskripsikan hal itu dengan gambaran seorang guru bertanya pada hewan hewan yang terdiri dari monyet, penguin, gajah, burung, anjing, dan binatang lainnya untuk memanjat pohon.

“Dari gambar ini sudah tentu yang jago memanjat adalah monyet, karena burung juga tidak bisa memanjat, ia hanya bisa terbang. Jadi, ini adalah standar yang dibuat oleh sekolah yang tidak bisa memfasilitasi semua keragaman anak, anak anak kan lahir beragam, orang kembar saja lahir memiliki karakter, fisik, maupun mental yang berbeda. Apalagi kita membicarakan siswa di sekolah,” jelasnya.


Rep: Aksara

Editor: Marsupilami

Posting Komentar untuk "Bersamai Anak Berkebutuhan Khusus, PIAUD Gelar Seminar Pendidikan"