Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DEMA Universitas Enggan Bicara Perihal PERISAI

        

    Pekan Olahraga, Seni, Agama dan ilmiah (PERISAI) merupakan nama lain dari kegiatan porseni yang menjadi agenda tahunan bagi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universtas. Untuk tahun ini tercatat ada 48 macam lomba yang terangkum dalam berbagai macam cabang, seperti cabang olahraga, seni, agama dan ilmiah. Kegiatan PERISAI berlangsung sejak tanggal 13 Oktober  dan berakhir pada 24 Oktober 2017 pekan lalu.  “Porseni pada tingkat universitas merupakan ajang perlombaan yang bisa menumbuhkan jiwa kompetitif bagi mahasiswa juga memberikan semangat kepada mahasiswa UIN Antasari.” Tutur Bima, Ketua DEMA Fak. Tarbiyah dan Keguruan saat diwawancarai Sukma via chat.   Namun, acara PERISAI pada tingkat Universitas ini menyisakan kekecewaan bagi empat DEMA di masing-masing fakultas. 

Rasa kekecewaan ini menyusul setelah berlangsungnya beberapa perlombaan. Hal yang paling mencolok yang bisa dirasakan adalah kurang siapnya para panitia dalam melaksanakan lomba, terbukti  dari kriteria pemilihan juri untuk acara tersebut, “Ada juri yang sebenarnya masuk dalam kategori peserta malah menjadi juri lomba. Track record juri dari beberapa cabang lomba itupun dipertanyakan. Tidak hanya itu, disalah satu cabang lomba bahkan ada juri yang mengangkat meja sendiri waktu adzan shalat tiba.” Tutur Bima.

     Hal senada juga diutarakan Rizkan, Ketua DEMA Fak. Syariah dan Ekonomi Islam, “Waktu itu hari Minggu pukul 16.00 WITA,  ada 11 cabang lomba yang diadakan, dan disana nampak banyak permasalahan yang terjadi salah satunya tidak adanya panitia di lapangan.”

Awab, Ketua DEMA Fak. Dakwah dan Komunikasi pun mengaminkan keluhan dua DEMA Fakultas tersebut, bahkan ia menjelaskan bahwa pihaknya sempat menerima 3 buah manual acara yang berbeda sebelum acara pembukaan, hal ini mengindikasikan adanya ketidak siapan panita.  Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya merasa sangat dirugikan karena ada 11 lomba yang diadakan pada waktu yang bersamaan, sedangkan jumlah peserta dari fakultasnya sendiri sedikit  dan ada beberapa orang yang mengikuti lomba yang sama. Kekecewaan mereka semakin bertambah saat keluhan-keluhan yang dilayangkan kepada Ketua dan Wakil Ketua DEMA sebagai pengawas kegiatan, tidak memberikan perubahan di lapangan.

            Begitupula dengan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora yang merasa kecewa karena sebab yang sama seperti dirasakan oleh DEMA Fakultas lain. Dalam hal ini, Sari Sekretaris DEMA Ushuluddin dan Humaniora menyayangkan adanya lomba-lomba yang tidak sesuai dengan jadwal juga adanya perubahan jadwal perlombaan yang dadakan sehingga menyulitkan bagi para peserta yang merupakan delegasi dari setiap fakultas.

            Adanya perubahan jadwal ini dibenarkan oleh DEMA Fak. Tarbiyah dan Keguruan, “Ada pengunduran jadwal teater yang membuat kami kecewa untuk kesekian kalinya, pemberitahuan pengunduran jadwal itu disampaikan sebelum maghrib tepatnya minggu, 22 Oktober 2017 pukul 17.50 wita, padahal peserta kami sudah bersiap-siap ingin tampil pada malam harinya.” Lebih jauh Bima menjelaskan bahwa ada kekecewaan dari para peserta dalam lomba tenis meja lantaran perubahan jadwal. “Dan bahkan kami mendapat teguran pertama mengenai pot bunga yang berserakan dan kapur di lantai yang tidak dihapus setelah lomba asinan.”

            Dilain sisi, pihak DEMA Fakultas juga telah menyampaikan kritik secara langsung baik kepada panitia maupun DEMA Universitas. Namun, kritikan tersebut tidak terlalu ditanggapi oleh pihak terkait. Sebagaimana kritikan yang disampaikan oleh DEMA Ushuluddin dan Humaniora kepada pihak panitia yang mendapat balasan berupa jawaban kurang mendasar dan respon yang biasa saja.

            Mendapati temuan ini, tim Sukma berusaha untuk meminta kejelasan kepada pihak panitia PERISAI maupun DEMA Universitas, namun hingga berita ini diterbitkan tidak ada penjelasan mengenai kekecewaan dalam persiapan panitia, sebab saat ingin diwawancarai pihak-pihak tersebut saling lempar dalam menjawab.

Lebih jauh DEMA Empat Fakultas menerangkan rasa kekecewaan tersebut dikarenakan pula oleh adanya pemberitahuan acara PERISAI dua hari sebelum acara dimulai. Seperti yang diutarakan Sari kepada SUKMA, bahwa pihaknya melakukan persiapan serba dadakan karena surat edaran pemberitahuan acara perisai baru disebar 2 hari sebelum acara berlangsung. Sehingga mengalami kesulitan untuk menghubungi kembali pemenang-pemenang pada saat lomba Porseni ditingkat Fakultas. Rizkan pun mengakui bahwa baru menerima surat edaran pemberitahuan acara perisai dua hari sebelum hari H.

            Kekecewaan terus berlanjut,  ditambah dengan adanya permintaan delegasi sebagai panitia kepada DEMA Fakultas. Pada DEMA Fak. Tarbiyah dan Keguruan, Bima mengaku tidak mengetahui jika ada permintaan delegasi kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang berada dibawah naungan dirinya. “Yang kami sesalkan adalah DEMA Universitas meminta delegasi dari masing-masing HMJ di UIN tanpa sepengetahuan DEMA  Fakultas, padahal yang saya ketahui yang tertera dalam BOP DEMA Universitas tidak memiliki garis apa-apa ke HMJ dan jaraknya sangat jauh. Dilapangan pun ketika lomba berjalan yang kami lihat panitia yang bergerak kebanyakan dari delegasi.”

            Begitupula dari DEMA Fak. Ushuluddin dan Humaniora, “Dan yang harus diketahui  bahwa surat delegasi panitia dari Fakultas itu tidak ada konfirmasi ke Dema Fakultas, otomatis untuk panitia yang bertanggungjawab sepenuhnya bukan urusan kami, karena kami tidak diberitahu sebelumnya tentang adanya panitia delegasi dari fakultas ini.”

            Rasa kekecewaan ini berujung pada keluarnya surat pernyataan sikap dari DEMA Empat Fakultas, berisikan ketegasan bahwa DEMA dari masing-masing fakultas tidak akan menghadiri acara penutupan PERISAI, sebagai bentuk kekecewaan. Hal ini terbukti melalui pantauan Tim Sukma dengan lengangnya acara penutupan PERISAI dari kehadiran peserta lomba ataupun mahasiswa umum, pada    Sabtu malam Minggu (28/10) pekan lalu.    

 Surat pernyataan sikap ini dibuat setelah Ketua DEMA Empat Fakultas melakukan musyawarah di Kecamatan Kurau Kab. Tanah Laut, mengingat ketua DEMA dari tiga fakultas  pada semester ini tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kecamatan tersebut. Sedangkan Ketua DEMA Fakultas Dakwah dan komunikasi yang saat ini tidak sedang KKN juga turut melakukan musyawarah via chat. Dari hasil musyawarah tersebut, diperoleh kesepakatan untuk mengeluarkan surat Pernyataan Sikap, yang rampung disusun Senin (23/10) pukul 20.55 Wita.

            Setelah surat pernyataan sikap ini ramai beredar di jejaring sosial (WhatsApp, BBM dll)  dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan mahasiswa UIN Antasari. Slamet selaku Wakil Presiden UIN Antasari Banjarmasin memberikan tanggapan melalui video (durasi 01:42) yang diunggah pada malam kamis (25/10) di grup WhatsApp, Keluarga Besar Mahasiswa (KBM).

            Dalam video tersebut Slamet mengucapkan terima kasihnya atas kritikan dari pihak DEMA Fakultas dan harapannya terhadap DEMA Fakultas untuk mengadakan acara yang lebih meriah lagi. Namun, video ini masih dirasa belum bisa menuntaskan masalah yang ada. Walaupun diterima dengan terbuka oleh pihak DEMA Fakultas. Hal ini terbukti dengan masih adanya pertanyaan dari pihak DEMA Fakultas, yang mempertanyakan keberadaan Presiden Mahasiswa yakni Budiyansyah.

            Presiden Mahasiswa yang diharapkan memberikan penjelasan dan menyelesaikan masalah malah terlihat nampak adem anyem seakan tak acuh dengan keadaan. Dari pihak DEMA Fakultas sendiri menuntut adanya prablem solving dari Presiden Mahasiswa UIN sendiri, seperti dialog dan juga permohonan maaf atas ketidaksiapannya mengadakan acara, ungkap Bima. Menyikapi hal ini, Tim Sukma pun mencoba mencari klarifikasi dari pihak DEMA Universitas sendiri. Namun, sejauh ini Tim Sukma pun belum mendapatkan kejelasan bagaimana kedepannya penyelesaian masalah ini. Karena dari pihak Dema Universitas sendiri saling lempar saat ingin diwawancarai.

            Saat malam penutupan acara, Tim Sukma sempat berbincang-bincang sedikit dengan Budi selaku Presma UIN. Ia menyatakan kalau memang ada yang perlu di klarifikasi maka nanti akan diklarifikasi. Juga kalau diperlukan dibuat pertemuan, maka akan dibuat pertemuan. Tidak hanya dengan DEMA  Fakultas namun juga dengan UKM dan UKK sebagai ajang silaturahmi yang harus dijalankan.

            Berkaitan dengan bagaimana klarifikasi Dema Universitas terhadap tuntutan Dema Fakultas yang minta kejelasan, Tim Sukma pun belum mendapatkan jawaban pastinya. Budi hanya mengatakan bahwa video itu lah klarifikasinya. Untuk ke depannya, nanti akan dipikirkan.
                   
(Tim Berantas)           
Foto: Google



Posting Komentar untuk "DEMA Universitas Enggan Bicara Perihal PERISAI"