Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ADA DEAL-DEAL-AN DIBALIK KEAMANAN SC

copy right google
“Pembobolan ini bisa dibilang sering karena bisa terjadi 3 kali dalam sebulan.” Demikian penuturan Wahidah, salah satu anggota Unit Kegiatan Khusus (UKK) Resiman Mahasiswa atau Menwa saat ditemui Tim Berantas. Pengakuannya ini menyusul setelah terjadinya pembobolan markas MENWA pada pertengahan bulan November dan Desember tahun lalu. 

"Iya anehnya yang hilang itu bukan barang berharga, melainkan pengharum ruangan, gula, kopi, teh, dan bahan-bahan makanan lainnya." Ungkapnya. Dari segi pengamanan markas sendiri, Wahidah mengaku sudah mengamankan barang berharga mereka pada tempat yang aman, "kami tidak lagi menaruhnya didalam markas," pungkasnya.

Pihak Menwa mengaku telah mengadukan hal ini kepada satpam, namun belum menuai respon. "Ketika tidak ada tindak lanjut dari satpam, kami lalu melaporkan kasus ini kepada pihak rektorat. Tapi, sangat disayangkan, dari pihak rektorat juga tidak ada tindak lanjut atas kasus-kasus pencurian di SC.” Sesalnya kecewa.

Tidak hanya UKK MENWA yang mengalami hal ini, setidaknya hingga berita ini diturunkan ada dua UKK yang turut menjadi korban. Yakni, UKK Praja Muda Karana atau biasa disapa Pramuka dan UKK Korps Sukarela atau KSR-PMI.

Berdasarkan penelusuran tim Berantas, setidaknya ada empat buah jaket outdoor miliki UKK Pramuka yang telah raib beberapa waktu lalu dari ruang sekertariatnya. Kerugian ditaksir sebesar kurang lebih tujuh ratus ribu rupiah. Kemudian pada sabtu, 4 April 2017, sekertariat UKK kembali menjadi korban, kali ini benda yang raib dari sekertariatan mereka adalah tabung gas 3 kg sebanyak 3 buah tabung. Sejauh ini pihak UKK Pramuka belum mengadukan kehilangan tersebut pada pihak satpam.

Sedangkan untuk UKK KSR-PMI mengaku bahwa benda-benda yang hilang dari sekertaraitnya berupa makanan yang menjadi persediaan mereka dan beras yang jumlah takarannya menjadi berkurang. Lebih jauh Ahmad Jamidi, anggota luar biasa UKK KSR-PMI menjelaskan, bahwa kejadian ini sudah mereka sampaikan dalam rapat Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) beberapa waktu lalu. “Setahu saya ketika rapat KBM lalu, pihak KSR sudah mengaspirasikan tentang keamanan terkait kejadian yang menimpa mereka dan akan segera diusahakan.” Tutur Ahmad Jamidi pada tim Berantas saat ditemui di sekertariat KSR-PMI pada hari Rabu (20/03).

Saat ini pengurus KSR-PMI telah menganggap permasalahan tersebut telah berakhir mengingat adanya permintaan maaf secara langsung dari pihak terkait. Mereka juga memutuskan untuk lebih sadar diri dalam menjaga keamanan masing-masing. Terbukti dengan adanya rantai pada pintu KSR-PMI saat sekertariat itu sedang kosong. “Jadi ini sudah ganti tiga kali gembok, dan rasanya gembok yang sekarang juga telah ganti lagi, sekarang sudah ditambah dengan rantai supaya lebih aman gitu.” pungkas Ahmad Jamidi.

Menanggapi hal ini Saadilah Arif Hidayat, koordinator bidang organisasi di DEMA IAIN Antasari mengungkapkan bahwa memang ada beberapa organisasi di student center yang menjadi korban kemalingan. Untuk mengatasi masalah ini, ia menghimbau dalam rapat KBM beberapa waktu lalu kepada seluruh warga Student Center (SC) untuk mengamankan barang-barang miliknya masing-masing. Ia juga mengaku jika memang benar pihak DEMA yang menampung masalah-masalah seperti ini, namun untuk keamanan gedung  Student Center (SC) yang lebih bertanggung jawab adalah pihak scurity.

Student Center (SC) merupakan gedung yang menjadi pusat kegiatan mahasiswa, di dalamnya bernaung 4 sekertariat Unit Kegiatan Khusus (UKK) dari 5 UKK yang ada dan 10 sekertariat Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) dari 14 UKM yang ada di lingkungan kampus, serta juga terdapat sekertariat DEMA untuk masing-masing fakultas plus sekertariat DEMA Institut. Totalnya ada 14 sekertariat yang bernaung di gedung student center tersebut.

Saadilah Arif Hidayat juga mengaku bahwa ada permainan “deal-deal” an antar pihak terkait. Dimana seharusnya pada saat jam malam tidak boleh ada yang berada di SC ini, namun ada oknum yang memalami SC. “Nah, aku tidak tahu dari organisasi siapa, Cuma ada, tidak tahu dari organisasi mana, nah itu yang aku tahu.” Singkatnya saat dimintai kejelasan mengenai oknum tersebut.

Menanggapi hal ini, Rohmadi Kepala Satuan Pengamanan (Satpam) secara tegas membantah adanya “deal-deal” an antar pihak terkait. “Saya tegaskan sebagai danru satpam, saya jamin tidak melakukan kerjasama denga penjahat mengenai kehilangan ini itu, saya jamin seratus persen jika sampai ketahuan melakukan ini akan dipecat.” Ucapnya saat ditemui tim Berantas pada Kamis (06/04).

Rohmadi juga mengaku bahwa belum ada pengaduan akan kehilangan sebagaimana yang dialami oleh beberapa UKK di student center. “kata siapa nggak ada respon? Pasti ada, kalo ada yang mengadu pasti kami selidiki.

“Saya menyarankaan supaya mengadukan di sini (ke pos satpam), jadi tahu ketika ditanya mengenai kehilangan tersebut, dimana dan kapan. Agar kami bisa membantu. Kalau ini nggak ada laporan apa-apa mengenai kehilangan, mana bisa tahu di sana. Kalau ada yang mengadu pasti dicatat.” Jelas Rohmadi.

Lebih jauh Rohmadi memaparkan bahwa untuk pengamanan  Student Center sendiri tidak mutlak harus dijaga cuman diadakan patroli dan dikontrol. Sekitar satu jam untuk keliling berpatroli, dan penjagaan dimulai dari jam 22:00 hingga pukul 06:00, penjagaan malam hari dilakukan oleh 3 orang satpam dengan bergiliran, untuk informasi tambahan bahwa jumlah satpam di kampus ini sebanyak 15 anggota satpam.

TIM BERANTAS

Posting Komentar untuk "ADA DEAL-DEAL-AN DIBALIK KEAMANAN SC"