Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Urgensi Perempuan Masa Jaman Rasulullah dan Masa Sekarang

sumber: google.com

Selamat hari perempuan internasioanal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan yang berhati lembut dan penuh dengan kasih sayang ini. 8 Maret ditetapkan sebagai hari perempuan dunia, hal ini dilakukan untuk memperingati jasa para kaum pekerja wanita yang meninggal dalam suatu insiden kecelakaan pabrik yang sebagian besar korbannya adalah wanita. Hari perempuan sedunia ini diciptakan untuk memperingati dan sekaligus menjadi pertanda bahwa kaum hawa juga bisa bersaing dan tidak kalah dengan para pria baik dalam bidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi kebudayaan dan lainnya. Banyak sekali para perempuan yang berkiprah dan berkarir diluar rumah menyaingi para pekerja yang biasanya dilakukan oleh kaum pria. Iya, para hawa membuktikan bahwa mereka juga bisa, tidak kalah hebat dari para laki-laki diluar sana. Bahkan ada sebagian mereka yang karir dan prestasinya melebihi kaum pria.
Kesetaraan gender, itu yang selalu digiati oleh para kaum feminis. Mereka berjuang untuk menyamaratakan hak-hak dan kedudukan para perempuan yang ada didunia agar setara dan sama dengan laki-laki. Disaat laki-laki menjadi pemimpin, perempuan juga pasti bisa. Perempuan tidak mesti hanya berdiam dirumah dan mengurus suami dan anak-anaknya saja, mereka juga bisa melakukan hal yang biasanya dilakukan oleh para pria diluar sana seperti bekerja, mengejar karir, bepergian bisnis, bahkan berkeliling dunia dan lainnya. Tidak ada batasan untuk kaum perempuan bisa berkarir dan bekerja diluar mewujudkan cita-cita dan harapannya. Kurang lebih seperti itulah pemikiran mereka, kaum feminis.
Dalam agama Islam sendiri, perempuan memiliki kedudukan yang sangat terpuji dan mulia. Keadaan ini sangat jauh berbeda pada masa bangsa Arab jahiliyah, disaat ajaran agama Islam belum disampaikan oleh Rasulullah. Saat itu perempuan hanya dijadikan sebagai alat pemuas nafsu belaka, murah nista dan tidak berharga sama sekali. Hukum yang berlaku pada saat itu ialah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang dan berkuasa  berhak melakukan apapun sesuka hatinya. Istri kamu istri saya juga, kurang lebih seperti itu gaya hidup mereka. Perempuan hanya dieksploitasi dan dimanfaatkan saja, dipakai saat diperlukan dan dibuang saat sudah tidak berguna lagi, sangat rendah. Bahkan khalifah Umar bin Khattab sebelum beliau masuk Islam, pernah mengubur hidup-hidup anak perempuan beliau karena bagi masyarakat arab pada saat itu memiliki seorang anak perempuan adalah aib yang luar biasa memalukan dan hanya akan mempermalukan keluarga saja.
Disaat agama Islam datang, semuanya berubah menjadi kebalikannya. Perempuan sangat dimuliakan dan dihargai dalam agama Islam. Buktinya, para wanita jika sudah baligh dan berakal wajib menutup auratnya dan hanya muka dan telapak tangan saja yang diperbolehkan untuk dilihat orang yang bukan mahramnya. Allah memerintahkan untuk menutupi, bukan untuk mengekang atau menyusahkan perempuan, bahkan sebaliknya itu untuk memuliakannya. Ketika menutup aurat ia akan merasa terjaga dan terlindungi dari pandangan-pandangan nakal, bukankah sesuatu yang mahal dan berharga itu pasti akan disimpan dan dijaga dengan baik bukan malah dipertontonkan dan dikomersilkan kepada banyak orang. Didalam Al-Qur’an sendiri terdapat satu surah yang bernama An-nisa yang artinya adalah perempuan. Orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah adalah perempuan yaitu ibunda kita Sayyidati Khadijah Al-Kubra. Orang yang pertama kali tinggal di ka’bah adalah seorang perempuan ibunda nabi Ibrahim Siti Hajar. Orang yang pertama kali syahid dijalan Allah karena mempertahankan keimannanya adalah seorang perempuan Sumaiyah. Dan masih banyak lagi sebenarnya tentang betapa agama kita sangat memuliakan perempuan dan menghormati kedudukannya.
Dalam kehidupan sehari-hari sendiri para perempuan berperan menjadi ibu rumah tangga, seorang istri dan ibu dari anak-anaknya bagi yang sudah berkeluarga. Kebanyakan dari mereka mungkin ada sebagian yang merasa berkecil hati dan bahkan malu ketika hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal jika seandainya mereka tahu dan sadari, satu hal yang amat penting. Wanita memang diciptakan Allah untuk menjadi seorang ibu dan istri, makanya tidak heran jika wanita diberikan perasaan yang sangat halus dan perasa sekali, mereka memang didesain dan disiapkan untuk menjadi seorang pendamping dari para pria yang lebih dominan logikanya, dan seorang ibu yang penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya kelak.
Banyak dari para wanita yang sibuk berkarir dan bekerja diluar rumah dan mengabaikan keluarga dan tugasnya sebagai istri dan ibu. Mereka lebih asik dan menikmati pekerjaan diluar rumah yang bergengsi dan berkelas, dibanding harus bergelut dengan dapur dan cucian kotor setiap harinya. Sibuk mengejar kesuksesan dan kebahagiaan diluar sana, lupa kewajibannya sebagai ibu dan istri. Padahal seandainya mereka tahu, kesuksesan dan kebahagiaan sebenarnya adalah dikeluarganya sendiri. Ketika seorang perempuan mampu membesarkan anaknya dengan baik mendidiknya, menyiapkannya dan menjadikannya orang-orang yang berhasil, disaat itulah dia baru dikatakan sukses sebagai seorang perempuan. Karena seberapapun hebat dan luarbiasanya ia diluar rumah, karir terbaiknya adalah ketika ia bisa menjadi istri dan ibu yang baik dan menjalankan tugas dan kewajibannya untuk keluarganya. Kamu sibuk mencari surgamu diluar sana, padahal ia ada didalam rumahmu sendiri, anak-anak dan suamimu, jika mereka ridha kepadamu maka tiket kesurga sudah pasti engkau kantongi wahai wanita. Ada sebuah hadis Rasulullah yang artinya “ketika seorang perempuan taat kepada suaminya, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa dan menjaga kemaluannya, maka ia diperbolehkan untuk masuk ke surga melalui pintu manapun yang ia mau”.
Teringat pesan muallim saya dulu waktu di pondok, kata beliau kepada kami “jika kalian nanti sudah menikah, mempunyai anak dan kamu bekerja diluar rumah. Jangan sampai anak-anak kalian nanti dididik oleh seorang pembantu atau baby sitter, anak kalian lebih mengenal pengasuhnya dibanding ibunya sendiri. Kalian sibuk bekerja diluar rumah mengejar karir, yang sebagai guru sibuk mendidik anak orang lain sedangkan anaknya sendiri tidak dia didik, itu adalah sebuah bencana dan awal dari kehancuran” kata beliau. Ada sebuah pepatah mengatakan wanita adalah tiang negara, tiang negara. Bayangkan jika bangunan tanpa tiang yang baik dan kokoh, dia akan roboh dan hancur berantakan. Sebuah negara akan menjadi baik jika dalam negara tersebut para perempuannya baik pula. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, itu adalah pelajaran yang masih saya ingat waktu sekolah aliyah dulu. Karena wanita akan menjadi madrasah atau sekolah pertama bagi anak-anaknya, maka sudah seharusnya ia memiliki ilmu pengetahuan dan pendidikan yang baik, memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia dan patut di contoh dan dijadikan teladan bagi anak-anaknya kelak.
Jadi pada akhirnya, sehebat dan secemerlang apapun prestasi dan karir kita diluar rumah, jangan pernah lupa akan kodrat dan tujuan kita diciptakan sebagai seorang perempuan. Mari menjadi perempuan yang cerdas, karena negara kita masih perlu tiang-tiang yang kokoh dan hebat untuk menjadikannya negara yang kuat, maju dan sejahtera.(Mardhatillah)

Posting Komentar untuk "Urgensi Perempuan Masa Jaman Rasulullah dan Masa Sekarang"