PION LESTARIKAN BUDAYA BANJAR
Bsukma-DEMA Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam mengadakan Lomba Baturai Pantun pada hari Jum’at (15/05). Baturai Pantun merupakan salah satu cabang lomba Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni atau yang disingkat dengan PION. Peserta lomba ini adalah perwakilan dari HMJ Asuransi Syariah, Hukum Ekonomi Syariah, Hukum Tata Negara, Perbandingan Mazhab, Ekonomi Syariah, D3 Perbankan Syariah, Perbankan Syariah, dan Hukum Keluarga.
Lomba Baturai Pantun ini diikuti oleh perwakilan dari HMJ di lingkungan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam ini diadakan di Aula PSB IAIN Antasari Banjarmasin.
Penanggung jawab lomba, Muhammad Alfiannor mengatakan bahwa lomba Baturai Pantun ini diadakan sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan Banjar yang sekarang sudah mulai hilang. “Selain itu dengan adanya lomba ini akan mengasah kemampuan peserta yang memiliki kemampuan dalam berpantun”, tambahnya.
Seorang peserta lomba Baturai Pantun, Linda Yulianti mengatakan bahwa Lomba Baturai Pantun ini harus selalu diadakan setiap tahun. “Pada awalnya saya hanya mencoba saja ikut-ikutan lomba, tapi setelah mengikuti lomba ini saya jadi tau tentang pantun-pantun bahasa Banjar. Hal ini tentu saja merupakan salah satu cara untuk melestarikan bahasa Banjar”, ujarnya.
Lomba Baturai Pantun ini dinilai oleh juri dari Sanggar Kereta IAIN Antasari Banjarmasin, yaitu Muhammad Alfiannor dan Jam’ie. Jam’ie mengatakan bahwa peserta jangan hanya menampilkan karya pantun bahasa Banjar orang lain saja. “Akan lebih baik jika para peserta dapat membuat Pantun Bahasa Banjarnya sendiri. Semoga kegiatan ini menjadi lebih baik lagi”, ujarnya. (Reporter/Nur Nida Karimah)
Lomba Baturai Pantun ini diikuti oleh perwakilan dari HMJ di lingkungan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam ini diadakan di Aula PSB IAIN Antasari Banjarmasin.
Penanggung jawab lomba, Muhammad Alfiannor mengatakan bahwa lomba Baturai Pantun ini diadakan sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan Banjar yang sekarang sudah mulai hilang. “Selain itu dengan adanya lomba ini akan mengasah kemampuan peserta yang memiliki kemampuan dalam berpantun”, tambahnya.
Seorang peserta lomba Baturai Pantun, Linda Yulianti mengatakan bahwa Lomba Baturai Pantun ini harus selalu diadakan setiap tahun. “Pada awalnya saya hanya mencoba saja ikut-ikutan lomba, tapi setelah mengikuti lomba ini saya jadi tau tentang pantun-pantun bahasa Banjar. Hal ini tentu saja merupakan salah satu cara untuk melestarikan bahasa Banjar”, ujarnya.
Lomba Baturai Pantun ini dinilai oleh juri dari Sanggar Kereta IAIN Antasari Banjarmasin, yaitu Muhammad Alfiannor dan Jam’ie. Jam’ie mengatakan bahwa peserta jangan hanya menampilkan karya pantun bahasa Banjar orang lain saja. “Akan lebih baik jika para peserta dapat membuat Pantun Bahasa Banjarnya sendiri. Semoga kegiatan ini menjadi lebih baik lagi”, ujarnya. (Reporter/Nur Nida Karimah)
Posting Komentar untuk "PION LESTARIKAN BUDAYA BANJAR"